BACAAN GHORIB dan MUSYKILAT

BACAAN GHORIB & MUSYKILAT ( SAKTAH)

 

      BACAAN GHORIB

        (SAKTAH)

Diantara materi ghorib yang umum dibahas pada pelajaran al-Quran adalah bacaan Saktah.  Adapun defenisi dari saktah itu bermacam macam diantaranya: Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas selama satu alif. Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas dengan kadar berhentinya seukuran 2 harakat.Saktah adalah memutus kata sambil menahan nafas dengan niat meneruskan bacaan.  

Ketika ada saktah, kita berhenti sejenak kira-kira ukuran 2 harakat tanpa mengampil nafas dan bacaannya disambungkan.  Dalam Qira’ah Imam Ashim riwayat Hafsh, bacaan saktah dalam al-Qur’an ada di empat tempat, yaitu:

a. Surat Al-Kahfi ayat 1-2

Pada kata (عِوَجًا) di akhir ayat satu surat Al-Kahfi dan apabila hendak melanjutkan ke ayat dua maka diberlakukan saktah.

 Berikut ayatnya:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا 1قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا b. Surat Yasin ayat 52                                                  

Saktah antara kata  (مَرْقَدِنَا)  dan  (هَذَا).

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا  هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

c. Surat Al-Qiyamah ayat 27

Surat Al-Qiyamah ayat 27 yang disaktahkan yaitu pada kata (مَنْ) Berikut ayatnya

وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ  (٢٧)

d. Surat Al-Muthaffifin ayat 14

Adapun saktah pada surat Al-Muthaffifin ayat 14 adalah pada kata (بَلْ). Berikut ayat lengkapnya:

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤)

       Perlu diketahui! Dari 20 riwayat bacaan al-Quran, hanya Riwayat Hafsh ‘An Ashim Thoriq Syathibiyah yang membaca saktah.

مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ

Alasan adanya saktah

       1. Mengapa surat Al-Kahfi ayat 1 ketika diwashol dengan ayat 2 harus dibaca saktah?, alasannya supaya tidak dipahami kalau lafaz قَيِّمًا adalah sifat dari عِوَجًا.

       2. Adapun Alasan Saktah pada Surat Yasin, supaya pembaca tidak menganggap kalau lafaz

هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ

            Adalah perkataan Musyrikin dan kafirin yang menyesal setelah dibangkitkan kembali.

       3. Sedangkan Alasan saktah pada surat Al-Qiyamah dan Al-Muthofifin, supaya kedua lafaz itu tidak dipahami sebagai 1 kata yang mengikuti Wazan   فَعَّالٌ

Faidah untuk poin nomer 1 dan 2, walaupun jika diwashol harus saktah, namun lebih dibaca waqof karena secara makna sudah sempurna. Selain itu, pada surat al-Kahfi posisi saktah sudah di akhir ayat.  Bacaan Saktah tidak hanya terdapat pada 4 tempat diatas, namun masih ada 2 tempat lagi dimana kita boleh membaca dengan Saktah yakni pada tempat-tempat berikut ini :

       1. Pada saat Mewasholkan atau Menyambung Akhir Surat Al-Anfal dengan Awal Surat At-Taubah

إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ) - (بَرَاءَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

       2. Pada saat mewasholkan akhir ayat 28 dengan awal ayat 29 pada surat Al-Haqqoh.

(مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ ۜ) -(هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَه)

Untuk surat Al-Anfal & At-Taubah selain dibaca Saktah juga boleh dibaca dgn cara Waqof dan Washol dimana keduanya tanpa basmallah.

       Bahkan Syekh Taufiq Ibrahim Damroh dalam kitabnya menjelaskan ada 15 cara dalam membaca poin 1 diatas dimana semuanya tanpa basmallah.Untuk surah Al-Haqqoh selain dibaca dengan Saktah juga boleh dibaca Idghom.

            Demikianlah bacaan Saktah pada Riwayat Hafs dari Imam Ashim jalur Syathibiyah, semoga berfaedah untuk semua.

 

BACAAN GHARIB & MUSYKILAT (Iltiqa' Sakinain VS Naql)

      Iltiqa’ Sakinain   VS   Naql ( النَّقْلُ ) Naql berasal dari akar kata ( نَقَلَ ) yang artinya memindah. Sedangkan menurut istil...