BACAAN GHORIB dan MUSYKILAT

BACAAN GHORIB & MUSYKILAT (Nabr)


        BACAAN GHORIB ( NABR )

ﻭﺍﺻﻄﻼﺤﺎ ﻫﻭ ﺍﻟﺿﻐﻄ ﻋﻟﻰ ﻤﻘﻄﻊ ﺍﻭ ﺤﺭﻒ ﻤﻌﻴﻦ ﺒﺤﻴﺚ ﻴﻜﻭﻥ ﺻﻭﺗﻪ ﺃﻋﻟﻰ ﺒﻗﻟﻴﻝ ﻤﻤﺎ ﺟﺎﻭﺯﻩ ﻤﻥ ﺍﻟﺣﺭﻭﻒ

Secara istilah artinya: Meninggikan suara sedikit ketika mengucapkan sebuah lafadh Al- Qur’an

Menurut bahasa Nabr artinya dorongan dan teriakkan. Adapun menurut istilah adalah "Tekanan pada suku kata atau huruf tertentu dari huruf-huruf yang ada pada suatu lafazh sehingga suaranya menjadi terdengar sedikit lebih tinggi dari pada huruf-huruf yang lain."

            Sebenarnya para ulama terdahulu sudah pernah membahasnya pada kitab-kitab mereka, diantaranya Imam Makkiy bin Abi Thalib Al-Qoisy dalam kitabnya Ar-Riayah yang memasukkan pada pembahasan Al-Musyaddadat, namun penamaan dan prakteknya baru dilakukan oleh ulama-ulama kemudian.

Nabr merupakan dialek Araby Fushsah yang tujuannya adalah menyempunakan (Takmiliyyah) secara makna. (Pengucapan diantara 2 kombinasi suara), sesuai kadar atau kebutuhan saja jangan berlebihan menghentak sehinga terkesan muncul huruf baru. Imam Ibnul jazary mengingatkan

مُكَمِّلاً مِنْ غَيْرِ مَا تَكَلُفِ ۞ بِاللُطْفِ فِي النُّطْقِ بِلاَ تَعَسُّف [1]

“Membaca Al-Quran dengan sempurna tanpa berlebih lebihan, serta lembut pengucapannya namun tetap memenuhi kadar ketentuan yang telah ditetapkan.

Adapun bacaan Nabr terdapat pada tempat-tempat berikut:

       1️. Ketika waqof pada huruf bertasydid.

             Contoh:     عَدُوٌّ      مُسۡتَقَرّ

       2️. Ketika mengucapkan huruf   Wawu  atau  Ya'  yang

           bertasydid.

             Contoh:     هُوَ ٱلتَّوَّاب  

       3️. Ketika pindah pengucapan dari huruf mad ke huruf awal

            bertasydid

             Contoh :       وَلَا ٱلضَّاۤلِّین

       4️. Ketika waqof pada hamzah yang didahului huruf mad

           atau lin.

             Contoh:      شَیۡء,   وَٱلسَّمآءَ

       5️. Ketika membaca Alif Tasniyah atau Wawu Jama' yang di

           hilangkan sebab bertemunya dua sukun, agar tidak

           menyerupai mufrod.

             Contoh:     ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ ,       وَصَـٰلِحُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۖ     

Sebenarnya tekanan-tekanan pada beberapa huruf dalam suatu kalimat bagi orang arab itu sudah lumrah, dalam rangka membedakan suatu kalimat dengan kalimat yang lain.

Contoh  lafadz :   لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Jika lafadz لَمَعَ kita baca datar tanpa tekanan, maka artinya Mengkilap, padahal mestinya ada tekanan pada kata مَعَ karena asalnya :

لَ + مَعَ = لَمَعَ    Yang artinya maka sungguh akan bersama.

Menurut Syaikh Aiman Rusydy Suwaidy Nabr adalah hentakan suara, meninggikan suara sedikit Ketika membaca Al-Quran.  Hal ini nterjadi pada 5 keadaan

Waqof pada huruf bertasydid kecuali pada huruf nun tasydid, mim tasdid dan qolqolah.

الحَيَّ    وَبَثَّ    مُسْتَقِرُّ   من المسِّ

Apabila menemui huruf wawu atau ya bertasdid contohnya:

شَرْقِيَّا    قَوَّامِيْنَ 

القُۘوَّةَ     سَياَّرَة

Intiqol

Perpindahan huruf mad ke huruf tasydid selain huruf  (نّ)  nun dan (مّ) mim

Contoh:  اَلْحَاقّةُ       الصّاحَّةُ        ولا ضّالَّين     

Dalam kondisi waqaf pada hamzah yang didahului Mad (Thobi’i) atau Lyin, contohnya

السَّمَآءُ     شيْءٍ     السَّوُءٌ

Alif Tasnia / kata ganti 2 (orang) bertemu dengan hamzah washol contoh:

والستبقاالباب.         فلما ذاقاالشجرة.       وقالاالحمد

 

Demikianlah pembahasan tentang nabr, semoga berfaedah.

BACAAN GHARIB & MUSYKILAT (Iltiqa' Sakinain VS Naql)

      Iltiqa’ Sakinain   VS   Naql ( النَّقْلُ ) Naql berasal dari akar kata ( نَقَلَ ) yang artinya memindah. Sedangkan menurut istil...