BACAAN GHORIB & MUSYKILAT ( SHOD & SIN )

 

                     BACAAN GHORIB Khusus Shod  ص )) dan huruf ( (س

 

Diantara materi ghorib yang sering yang wajib di ketahui oleh guru Al-Quran adalah bab huruf ص.  Huruf ص  yang dibaca س  pada lafat يَبْصُطُ  dan بَصْطَةً  mungkin sampai saat ini, kita belum tahu alasan "mengapa huruf shod (ص)  dibaca dengan Sin (س )  pada lafadz tersebut.

Berikut ini penjelasannya :[1]

Lafadz asli kalimat يَبْصُطُ   dan بَصْطَةً   dalam bahasa arab adalah :

       Dari akar kata:

بَسَطَ - يَبْسُطُ – بَسْطًا  =    Yang artinya "Meluaskan".

Begitu juga lafadz بَصْطَةً   asalnya adalah  بَسْطَةً   yang artinya "Kesempurnaan fisik".  Adapun di dalam mushaf ditulis dengan Shod (ص) karena disesuaikan dengan Rasm Mushaf Utsmani.  Sehingga menjadi :

يَبْصُطُ    dan  بَصْطَةً

Baik menggunakan Sin maupun Shod keduanya adalah bahasa arab yang fushah dan sama-sama digunakan oleh kabilah arab.  Selain itu, antara huruf Sin dan Shod keduanya sama makhrajnya hanya beda 2 sifat saja yakni: huruf ص  memiliki sifat Isti'la dan Ithbaq sedangkan huruf س  memiliki sifat Istifal dan Infitah. Sedangkan sifat yang lainya ada persamaan.

       Maka pada dasarnya tidak bertentangan baik membaca dengan  س   maupun dengan  ص,  karena keduanya memang berlaku pada lisan arab.  Walaupun boleh membaca dengan keduanya, namun dalam hal ini juga harus dikembalikan pada periwayatan masing-masing.

       Karena thoriq bacaan yang kita gunakan menggunakan jalur Syathibiyah dimana beliau membaca dengan  س maka kita hanya boleh membaca dengan huruf س   yakni :      يَبْسُطُ    dan  بَسْطَةً

Kesimpulanya alasan "kenapa harus dibaca dengan Sin"

       1️. Li Riwayat

             Karena riwayat yang diterima Imam Ashim, riwayat Hafsh, thoriq Syathibiyah membaca dengan Sin.

       2️. Selain itu karena memang asli lafadznya dalam bahasa arab menggunakan huruf Sin (س).

           Adapun alasan yang membaca dengan Shod karena mengikuti rasm penulisan mushaf Utsmani. (bacaan ini berlaku pada riwayat yang lain diluar Syathibiyah)

Demikian pembahasan kami, semoga bermanfaat untuk semua

 

---

[1] Tuhfatul Ihtidai Fi Aujuhi Lihafsin Fil Adai, Abdurrahman bin Mukhtar bin Ahmad Asysyinqityi Al-Madany